Hadiri Mukernas ke-XV, Menko PMK Ajak Wahdah Islamiyah Ambil Peran dalam Penurunan Stunting

Hadiri Mukernas ke-XV, Menko PMK Ajak Wahdah Islamiyah Ambil Peran dalam Penurunan Stunting

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P hadir menyampaikan kuliah umum pada Musyawarah Kerja Nasional ke-XV, yang diadakan di Asrama Haji Sudiang Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Ummattv, MAKASSAR - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P hadir menyampaikan kuliah umum pada Musyawarah Kerja Nasional ke-XV, yang diadakan di Asrama Haji Sudiang Kota Makassar Sulawesi Selatan.


“Saya mohon agar ada agenda khusus dari Wahdah Islamiyah ini untuk dakwah virtual, dakwah dengan memproduksi konten-konten yang positif yang mencerahkan, yang mengembirakan, menyejukkan dan memberi pemahaman-pemahaman yang cukup terhadap bangsa ini dan lebih khusus mayoritas kita sebagai umat Islam. Karena tidak sedikit yang masuk dalam kategori awam, sehingga harus kita ajak dan rangkul untuk masuk dalam bingkaian ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathoniyah,” kata Muhadjir Effendy saat mengawali sambutannya, Sabtu (26/11/2022).


Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa salah satu tugas kami adalah melakukan pengendalian dan penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan manusia. Menurutnya, bahwa untuk melahirkan SDM yang berkualitas harus dimulai dari hulunya.


“Pendidikan harus dimulai dari hulunya, dengan memperbaiki dan mengawal dengan baik utamanya bagi ibu hamil, agar memperhatikan janinnya dengan baik. Karena mana mungkin kita bisa mendidiknya dengan baik kalau tidak memiliki fisik yang kuat. Sehingga fokus utama kita adalah bagaimana mencegah stunting. Kita ingin membangun sektor sumber daya manusia ini mulai dari yang paling hulu. Tidak mungkin kita membangun Indonesia langsung sektor pendidikan tanpa dimulai dari yang paling hulu. Bagian paling hulu ini adalah penanganan stunting," paparnya.


Guna menekan angka stunting dan mencetak generasi emas Indonesia tahun 2045, Menko PMK tersebut menegaskan, pendidikan calon pengantin (catin) juga sangat penting untuk dilakukan. Intervensi pada catin menurutnya sangat penting sebagai upaya preventif mencegah bayi stunting. Upaya itu dilakukan dengan pendidikan catin yang ditindaklanjuti pendampingan kesiapan menikah dan hamil kepada catin.


Berdasarkan laporan BPS, angka stunting di Indonesia berada di angka 24,4%. Presiden Joko Widodo telah menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia minimal sudah di angka 14%. Sehingga butuh penanganan yang serius secara bersama, salah satunya pemberian ASI bagi anak.


“Salah satu cara pencegahan stunting adalah dengan memberikan ASI kepada bayi, bukan menggunakan produk-produk yang ada. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kecerdasan anak sangat dipengaruhi besar oleh komsumsi mereka termasuk ASI tersebut. Begitupun dengan partumbuhan fisiknya,” tegasnya.


Muhadjir Effendy menegaskan bahwa upaya penurunan stunting dimulai sejak remaja. Remaja terutama bila sudah baligh, memasuki masa haid. Maka harus diupayakan untuk ia tidak mengalami anemia. Sehingga salah satu program Menko PMK diberbagai daerah di Indonesia adalah menyalurkan tablet darah kepada para siswi atau pelajar. Menurutnya, remaja kita harus diberikan tablet tambah darah.


Selain itu, upaya pemerintah dalam meningkatkan SDM juga dengan memperhatikan pendidikan usia dini (PAUD) dan juga sekolah dasar. Sehingga tidak ada lagi anak-anak bangsa yang tidak melanjutkan pendidikan dengan alasan apapun, utamanya persoalan biaya.


“Arahan dari pemerintah agar tidak ada lagi anak bangsa yang tidak melanjutkan pendidikan di usia dini dan sekolah dasar. Jika mereka tidak memiliki kepampuan biaya, maka segera dilaporkan kepada pemerintah setempat agar diberikan bantuan pendidikan, bahkan presiden memberikan perhatian khusus bagi anak yatim agar diberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk melanjutkan pendidikannya,” ungkapnya.


Muslimah Wahdah sendiri yang menjadi bagian dari Wahdah Islamiyah menyambut baik hal tersebut, Ketua Muslimah Wahdah Pusat, Ustadzah Harisa Tipa Abidin berkesempatan untuk menyampaikan secara langsung bahwa seluruh anggota Muslimah Wahdah yang tersebar pada 34 provinsi siap untuk menjadi bagian penanganan stunting. 


"Pada kesempatan ini mohon kiranya arahan dan bimbingan, seperti apa kedepannya bisa mengambil peran lebih konkret lagi dalam berbagai problematika bangsa ini," tanyanya di hadapan Menko. 


Bersambut, Menko PMK dengan tegas agar Wahdah Islamiyah segera membuat MoU bersama BKKBN untuk melakukan kerjasama utamanya dalam penanganan stunting tersebut.


"Buat saja kerjasama MoU dengan BKKBN untuk pusat, nanti kami yang minta respon. Intinya kita ingin semua elemen umat Islam harus merupakan rangkaian yang saling menguatkan dan membuat warna yang indah dan alat perekatnya adalah ukhuwah Islamiyah," pungkasnya. 


Begitupun dengan Paud, Ustadzah Harisa Tipa Abidin juga meminta agar adanya akselerasi PAUD agar bisa memenuhi kebutuhan 150 ribu PAUD di Indonesia. Berdasarkan data PAUD yang dibina oleh Wahdah Islamiyah sekitar 145 PAUD, dan jumlah keseluruhan lembaga pendidikan dengan berbagai tingkatan, mulai PAUD hingga PT sekitar 390 dengan jumlah siswa 80.000 yang tersebar mulai dari Aceh sampai Papua.


Diketahui, bahwa Muslimah Wahdah juga telah melakukan berbagai upaya salah satunya adalah membekali calon pengantin dengan ilmu tentang anak, juga melakukan kerja sama dengan BKKBN untuk menurunkan angka stunting dengan edukasi berbasis kelompok masyarakat terpadu misalnya FKMT dengan melibatkan binaan majelis taklim juga mengusulkan untuk melibatkan anak-anak muda di program GENRE yangg di usung oleh BKKBN.


Sebelumnya :
Selanjutnya :