Kiai Muhyiddin melanjutkan, keberadaan JIC perlu mendapat dukungan para ulama maupun masyarakat Jakarta. Lembaga yang kini dipimpinnya itu diharapkan dapat mewarnai kegiatan masyarakat Islam
JAKARTAUMMATTV.COM --Rencana revitalisasi Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC) yang berlokasi di Koja Jakarta Utara mulai menemui titik terang. Seperti diketahui, Masjid Raya JIC pada 19 Oktober 2022, mengalami musibah kebakaran.
Kebakaran terjadi ketika Masjid Raya yang dikelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) itu tengah dalam proses renovasi. Hingga saat ini, masjid ditutup untuk kegiatan ibadah dan dialihkan ke ruang lain yang tidak memadai.
Informasi titik terang kelanjutan revitalisasi Masjid Raya JIC terungkap pada Silturahim Tokoh dan Ulama Jakarta dengan tema: “Peran JIC Bersama Tokoh dan Ulama dalam Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global”, Selasa (24/6/2025) di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.
Kepala Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta, Fajar Eko Satriyo, yang turut hadir pada forum silaturahim mengatakan bahwa revitalisasi Masjid Raya JIC mendapat dukungan dari Kerajaan Arab Saudi. "Minggu lalu Pak Gubernur terima tamu Dubes Arab Saudi dan menyampaikan, Insyaallah Pemerintah Arab Saudi siap untuk membantu," kata Fajar kepada ulama dan tokoh Jakarta yang hadir.
Diungkapkan Fajar, karena melibatkan dua negara antara Indonesia dengan Arab Saudi, maka diperlukan proses birokrasi dan administrasi. "Artinya ada proses birokrasi dan administrasi harus segera dipenuhi. Oleh karenanya, kami mohon doa. Mohon arahan dan bimbingannya, semoga proses ini dapat segera terselesaikan sesuai harapan kita semua," ungkap Fajar.
Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ), KH Muhyiddin Ishaq, menyampaikan bahwa saat ini sedang dibahas tiga opsi untuk pembangunan kembali Masjid Raya JIC.
“Kami mempertimbangkan, apakah akan direnovasi sebagian, direnovasi total dengan ukuran sama, atau bahkan diperbesar,” ujar Kiai Muhyiddin.
Kiai Muhyiddin melanjutkan, keberadaan JIC perlu mendapat dukungan para ulama maupun masyarakat Jakarta. Lembaga yang kini dipimpinnya itu diharapkan dapat mewarnai kegiatan masyarakat Islam di Jakarta.
“Pak Gubernur ingin, JIC ini menjadi tolok ukur masyarakat Asia. Kalau sekarang hanya masyarakat Jakarta, ke depan kualitasnya ditingkatkan jadi masyarakat Asia,” lanjut Kiai Muhyiddin.
Kiai Muhyiddin berharap forum silaturahim ini dapat menjadi awal dari kerja sama berkelanjutan antara JIC, pemerintah, dan para tokoh agama. “Kami ingin JIC menjadi ikon Islam yang modern, toleran, dan berkemajuan, sekaligus menjadi kebanggaan Jakarta di kancah internasional,” pungkasnya.*