UMMATTV JAKARTA--Majelis Ulama Indonesia kembali mempertahankan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dari World Quality Assurance (WQA). MUI sendiri mulai menjalankan ISO ke dalam sistem organisasi sejak tahun 2018 dan tahun ini menjadi ketiga kalinya MUI mendapatkan sertifikat ini.
Ketua Tim ISO 90001:2015 MUI Pusat KH. Rofiqul Umam Ahmad menyampaikan, perolehan ketiga kalinya ini sekaligus menandai keberhasilan kepengurusan MUI oleh Kiai Ma’ruf dan Buya Anwar Abbas.
“Pertama tahun 2018 setelah berhasil memenuhi persyaratan, yang kedua tahun 2019 kembali mempertahankan sertifikat, dan ketiga tahun ini menjadi tahun terakhir dan akan berakhirnya kepengurusan MUI Pusat periode Kiai Ma’ruf Amin dan Buya Anwar Abbas, ini kita anggap sebagai program keberhasilan,” katanya, Senin (23/11) malam dalam acara Penyerahan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dari WQ kepada MUI Pusat, di Gedung MUI Pusat, Jakarta.
Dia menyampaikan, perolehan sertifikat untuk ketiga kalinya ini, komisi dan lembaga semakin banyak yang menerapkan program kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku. Setiap komisi dan lembaga saat ini selalu membuat laporan pertanggung jawaban paling lambat empat belas hari pasca kegiatan/program berakhir. Mekanisme surat-menyurat di MUI juga menjadi semakin rapi.
Dari sisi fisik, pasca adanya ISO 9001:2015, beberapa ruangan MUI yang selama ini terbiarkan kosong menjadi termanfaatkan, terawat, dan terurus. Buku-buku bagus yang berserakan di beberapa ruangan kini tertata rapi di dalam Perpus MUI di lantai satu. Mushola yang sebelumnya berada di ruangan sempit di sisi Komisi Fatwa, kini menjadi lebih representatif di lantai satu.
Mengingat dalam beberapa hari ini kepengurusan MUI 2015-2020 akan berakhir, Kiai Rofiq berharap program iso ini bisa diteruskan pengurus MUI periode berikutnya. Dia mengatakan, SC Munas sudah mengantisipasi itu dengan memasukkan ISO ke dalam program unggulan Komisi B Munas/Komisi Program Kerja.
“Kalau untuk MUI daerah, program unggulan garis besar yang akan dibahas di Munas adalah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di sepuluh MUI Provinsi. Kalau di MUI Pusat, penerapan optimalisasi penerapan ISO 9001:2015,” paparnya.
“Kita berharap melalui penerapan ISO terjadi peningkatan setahap demi setahap dalam organisasi kita, baik itu kinerjanya maupun aspek lainnya,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Regional Manager WQA Muhammad Aristian menyampaikan, selama tiga tahun terakhir, telah terjadi perombakan besar di tubuh MUI Pusat, baik itu dari sisi fisik (bangunan) maupun sistem di dalamnya.
“Sertifikat ini memang layak menjadi hak MUI. Kalau saya bandingkan, apa yang ada di MUI sangat baik. Banyak yang kondisinya di luar MUI yang berantakan. Prinsip ISO adalah perbaikan yang berkelanjutan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari depan harus lebih baik dari hari ini,” katanya.
Dia menyampaikan, tantangan MUI ke depan adalah bagaimana menyuarakan MUI secara lebih luas lagi. Selama ini, papar dia, MUI hanya dikenal publik karena dua bidang saja yaitu fatwa makanan halal (LPPOM) dan ekonomi syariah (DSN MUI). Padahal, menurut dia, di MUI banyak sekali komisi dan lembaga lain yang aktif mulai dari Gerakan Nasional Anti Narkoba (Gannas Annar) sampai Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup (LPLH).
“Kita itu harus memikirkan bagaimana aktivitas MUI ini dikenal luar, selain peran DSN MUI dan LPPOM MUI. Secara garis besar sudah sangat baik, tapi bagaimana masyarakat menyadari itu, bagaimana teman-teman yang di luar sana bisa mengetahui itu,” terangnya.*