Hikmah Isolasi Mandiri

Hikmah Isolasi Mandiri

(Tadabbur QS. Al Anbiya' (21): 87)

Oleh : Dr. Samsul Basri, S.Si, M.E.I 


EFEK virus corona dengan segala variannya menjadikan korbannya atau pasien harus menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) baik di rumahnya atau di rumah sakit. Hal yang demikian harus sabar dilakukan, selain untuk pemulihan dan kesembuhan pasien dengan segera, juga untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid ke orang lain. 


Bagi yang tengah menjalani Isolasi Mandiri, selain imunitas tubuh yang harus diperhatikan dengan banyak istirahat dan dengan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi serta buah-buahan segar. Juga harus menambah dan menguatkan imannya dengan mentadabburi Ayat-ayat al Qur'an diantaranya surat Al Anbiya' ayat 87 untuk sukses menjalani Isolasi Mandiri. 


Allah berfirman, 


وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.”


Diceritakan di sejumlah tafsir bahwa Yunus bin Matta a.s diutus dan ditugaskan oleh Allah untuk berdakwah di kota Ninawa dan mengajak penduduknya kepada Islam. Sayangnya, penduduk Ninawa secara massif  melakukan penolakan, pengingkaran terhadap dakwah Nabi Yunus a.s bahkan diancam disakiti secara fisik jika tidak berhenti berdakwah. 


Respon negatif dari penduduk Ninawa itu menjadikan Yunus a.s marah lalu mengambil keputusan pergi, meninggalkan mereka. Beliau menumpang di sebuah kapal yang penuh muatan demi bisa segera menjauh dari kota Ninawa. 


Perbuatan Yunus a.s meninggalkan kaumnya terkategori pelanggaran berat di sisi Allah. Sebab seorang Rasul dengan misi kerasulan di suatu wilayah, harus bersabar menghadapi seburuk apa pun perlakuan kaumnya, tidak boleh meninggalkan mereka kecuali karena perintah Allah kepadanya. 


Ditengah lautan, kapal yang ditumpangi Yunus a.s terombang ambing karena hantaman ombak dari berbagai sisi dan arah.  Singkat kisahnya, demi keselamatan para penumpang lainnya. Yunus a.s membuang dirinya ke laut setelah dilakukan undian. Dan pada saat itulah terputus interaksinya dengan orang lain. 

فَٱلۡتَقَمَهُ ٱلۡحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٞ

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. (Surat Ash-Shaffat, Ayat 142)


Dalam tafsir Ibnu Katsir beliau berada di dalam tiga kegelapan selama 40 hari, 40 malam. Kegelapan malam, kegelapan lautan, dan kegelapan di dalam perut ikan. 


Di dalam perut ikan, selain kegelapan yang dirasakan oleh beliau a.s, juga kesendirian, kesempitan, ketidaknyamanan karena banyaknya lendir di dalam perut ikan, kekurangan oksigen yang menyebabkan sesak nafas di dada, kehausan, dan kelaparan. Serta kesulitan menggerakkan badan, kedua tangan dan kaki. 


Dalam kondisi demikian, beliau merasakan kegalauan, kesedihan mendalam, dan kesendirian di dalam perut ikan. 


Apakah anda bisa bersabar dengan kondisi seperti itu??? Saya yakin, saya dan anda tidak akan mampu bersabar dengan kondisi seperti itu. 


Nah, bagi yang sedang Isoman ingatlah kisah Yunus a.s di dalam perut ikan. Bersyukurlah kepada Allah sebab Isoman yang anda jalani masih memungkinkan anda bergerak dan  beraktivitas di dalam rumah, masih cukup persediaan makanan, masih bisa tertawa bahagia, dan masih ada keluarga dan orang orang terkasih yang dengan senantiasa mendampingi, melayani, menanyakan kabar dan mendoakan kesembuhan.


Apa yang dilakukan Yunus a.s  sehingga dapat bertahan dan terbebas dari belenggu kegelapan itu?!


Pertama,  Membaguskan imannya kepada Allah. Beliau a.s yakin tidak ada yang mampu menghapus kegalauan dan kesedihannya kecuali Allah. Tidak ada yang mampu membebaskannya, keluar dari perut ikan kecuali Allah. itulah keyakinan yang sangat mendasar di hatinya yang paling dalam. 


Allah berfirman, 

وَإِن يَمۡسَسۡكَ ٱللَّهُ بِضُرّٖ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يَمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٖ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ

Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia.* Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Surat Al-An'am, Ayat 17)


Kedua, Membaguskan husnudzhan (sangka baik) kepada Allah melalui lisannya. Beliau a.s tidak mencela takdir Allah dengan kondisinya yang sangat menyiksa di dalam perut Ikan. Bahkan sebaliknya, beliau mensucikan Allah dari segala persangkaan buruk manusia kepada Allah. 


Allah tidak mungkin berbuat dzalim kepada hamba-hamba-Nya,

 وَمَا ٱللَّهُ يُرِيدُ ظُلۡمٗا لِّلۡعِبَادِ

Dan Allah tidak menghendaki kezhaliman terhadap hamba-hamba-Nya. (Surat Ghafir, Ayat 31)


Ketiga, Muhasabah (penyadaran dan instrospeksi diri). Beliau menyadari bahwa derita kesendirian di dalam perut ikan adalah karena dosa dan kedurhakaan yang dia lakukan. 


Allah berfirman,

مَّآ أَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةٖ فَمِنَ ٱللَّهِۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٖ فَمِن نَّفۡسِكَۚ 

Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. (Surat An-Nisa', Ayat 79


Tiga rahasia di atas kemudian terangkum dalam sebuah doa atau wirid yang terus dipanjatkan oleh baginda Yunus a.s di dalam perut ikan.


لَا إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.


Nah dzikir inilah yang mesti diperbanyak oleh yang sedang menjalani Isoman. Dzikir Nabi Yunus a.s di dalam perut ikan.


Apa hebatnya dzikir ini?!


Dalam riwayat Imam At Tarmidzi, dengan derajat hasan, dikutip oleh Ibnu Katsir dalm tafsirnya, Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda:


إنه لم يدعو به مسلم ربه في شيئ إلا استجاب له

sungguh wirid tersebut (wirid Nabi Yunus a.s), tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa tersebut dalam kondisi sesulit apa pun, melainkan Allah pasti akan menyegerakan jalan keluar baginya

Sebelumnya :
Selanjutnya :